P E C A H
Pernahkah anda melihat benda yang pecah?
Bagaimana kondisinya?
Hancur berkeping-keping, atau sekedar retak.
Ya. Kedua keadaan tersebut bisa saja terjadi pada benda yang jatuh, tergantung tingkat benturan atau seberapa tinggi benda tersebut jatuh.
Pada sebuah keramik, bisa jadi dengan jatuh hanya retak-retak saja, sehingga masih bisa dimanfaatkan. Karena barang antik, barang kenangan sehingga sayang jika dibuang. Namun, bisa juga menjadi berkeping-keping, karena benturan yang keras, kalau sudah seperti ini, meski benda itu bernilai mahal, terpaksa harus dibuang dengan berat hati, karena tidak bisa dinikmati lagi.
Pecah, perpecahan bisa juga terjadi pada sebuah pertemanan, keluarga, yayasan, organisasi , partai politik atau perkumpulan manusia apapun namanya. Perpecahan tersebut bisa juga menyebabkan menjadi terbelah, menjadi dua bagian (dua yayasan, dll), atau masih bisa disatukan lagi. Tergantung seberapa besar permasalahan yang dihadapi.
Diantara penyebab perpecahan itu, dalam sejarah peradaban manusia, ada tiga perkara yaitu: harta, tahta dan wanita. Ini sekaligus merupakan ujian bagi setiap orang, bahkan Nabi pun mengalami hal yang demikian. Ibarat pohon, semakin tinggi pohon tersebut, semakin kencang pula angin menerjang. Apakah pohon tersebut akan tetap kokoh ataukah roboh oleh gempuran angin. Jikalau bisa melewati ujian ini, maka ibarat sekolah, kita akan naik kelas. Namun jika tidak, maka akan jatuh.
Dalam sejarah (sirah Nabawiyah), Nabi Muhammad Saw pun pernah mengalami ujian yang super dahsyat seperti ini. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Di saat beliau bersemangat menyampaikan dakwah Islam kepada kaum Quraisy di Makkah, meski mendapatkan intimidasi dan kriminalisasi kalau kita pakai istilah sekarang, beliau tidak pernah surut untuk meninggalkan dakwah Islam tersebut.
Suatu hari, Nabi Muhammad bertemu dengan para pembesar Quraisy. “Hai Muhammad, apa yang kau inginkan, hingga engkau bersemangat menyampaikan dakwah agamamu”. Kata pembesar Quraisy. “Jika engkau menginginkan wanita, silakan pilih wanita tercantik di Makkah ini, seberapa yang engkau inginkan. Jika engkau ingin harta, engkau akan ku beri, tinggal sebut saja, berapa yang engkau inginkan. Jika engkau ingin tahta, engkau akan ku jadikan penguasa.” Tambah pembesar Quraisy tersebut. Namun, kamu harus meninggalkan dakwah agamamu itu, tandasnya.
Dengan tegas dan mantab, Nabi Muhammad menjawab: “Demi Allah, seandainya engkau mampu menempatkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara dakwah ini, lebih aku binasa karenanya.”
Para pembesar Quraisy pun harus gigit jari, Nabi Muhammad, menolak dengan tegas tawaran mereka. Beliau berdakwah bukan untuk mendapatkan harta, tahta dan wanita, tapi untuk melaksanakan perintah Allah, menyampaikan agama Islam kepada umat manusia. Nabi Muhammad pun berhasil melewati ujian tersebut, dan tetap istiqomah melakukan dakwah untuk menyebarkan risalah Islam.
Pada kasus lain, Nabi Yusuf pun mendapati ujian dalam dakwahnya. Apakah benar-benar beliau beraktifitas itu ikhlas menjalankan perintah Allah, atau karena yang lainnya. Beliau diuji dengan kecantikan wanita, Zulaikah. Nabi Yusuf ini terkenal memiliki wajah yang ganteng pol, gak ada tandingannya. Kegantengannya ini pernah diuji coba, ketika para wanita sedang berkumpul di istana, dihidangkan buah-buahan dan pisau oleh sang Raja. Mereka dipersilakan mengupas buah-buahan tersebut. Saat para wanita ini sedang asyik mengupas buah mereka, diperintahkan oleh Raja agar Nabi Yusuf lewat di depan kumpulan wanita. Para wanita ini terpesona, terpikat oleh penampilan Nabi Yusuf yang lewat di depan mereka, hingga tak sadar pisau para wanita ini mengiris tangan mereka. Subhanallah! Adakah lelaki yang lebih ganteng dari beliau sekarang ini?
Singkat cerita, Zulaikah, wanita muda yang juga tinggal di istana, tertarik dengan penampilan yusuf ini, hingga suatu hari memperdayai Nabi Yusuf. Strategi pun dipasang,menggundang Nabi Yusuf untuk masuk kamar, sementara Zulaikah berpenampilan seronok. Sebagai seorang laki-laki yang normal, beliau pun tertarik melihat kemolekan Zulaikah. Namun disaat kritis tersebut, Allah membelokkan pandangannya, tersadarlah beliau, dan pergi meninggalkan kamar, sementara Zulaikah berusaha mengejarnya dan menarik bajunya, hingga bagian belakang sobek.
Kejadian ini pun sampai ke Raja hingga disidang, namun fitnah keji yang dilontarkan oleh Zulaikah bisa dikalah dengan bukti baju belakang Nabi Yusuf sobek. Beliau pun berhasil melewati ujian ini.
Apa artinya semua ini? Setiap manusia pasti akan mengalami ujian, apakah kita akan berhasil naik kelas atau jatuh. Ujian ini semua dilakukan untuk membuktikan apakah kita ini memang benar-benar beriman. Mungkin mulut kita, berkata, saya beriman ya Allah, namun perbuatan kita sebaliknya, tidak menampakkan keimanan kita kepada Allah justru seballiknya.
Demikian juga dengan aktifitas kita. Becik ketitik, olo ketoro. Siapa yang berbuat demi harta, tahta dan wanita, akan ketahuan. Siapa yang iklash untuk membantu, berbagi akan kelihatan juha.
Di bulan Ramadhan ini, mungkin ada diantara kita yang mengalami ujian ini. Apakah sedang konflik antar keluarga, antar organisasi, antar yayasan maupun yang lainnya. Semua itu bisa diselesaikan dengan baik, jika dikembalikan pada tujuan, visi dan misi awal kita beraktifitas, sehingga akan bisa menyatukan kembali konflik yang terjadi. Sebagaimana keramik di atas yang bisa direkatkan kembali, sehingga bisa dinikmati bersama.
Rasulullah Saw berpesan: “Sebaik-baik manusia yang bisa bermanfaat bagi sesama manusia”. Teruslah kita beraktifitas dengan membantu orang lain sukses, maka kita pun akan menjadi sukses. Insya Allah Gusti Allah boten sare, setiap kebaikkan yang kita kerjakan, pasti ada balasannya.
Pesan Ramadhan ini disampaikan, dalam rangka menanti waktu buka puasa. Semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis, agar eling lan waspodo di jaman akhri yang penuh dengan fitnah ini. Tontonan dijadikan tuntunan, tuntutan dijadikan tontonan.
Wassalam

Posting Komentar untuk "P E C A H"