Ujian Rejeki
Seringkali kita beranggapan bahwa rejeki itu selalu identik dengan harta yang banyak. Saat mendapatkan rejeki berlimpah syukur bukan kepalang, namun saat tidak mendapatkan menjadi penyesalan. Bahkan tak jarang kita mendapati mereka beranggapan semua butuh uang kalau tidak ada uang tidak bisa hidup ๐ ๐
Ketahuilah bahwa sesungguhnya rejeki yang diberikan Allah kepada kita sangatlah banyak. Rejeki tidak selalu identik dengan harta berlimpah, semua serba terpenuhi, tinggal bilang datang sendiri apa yang diinginkan.
Kita baru menyadari manakala diuji, contoh sakit. Dengan sakit kita tidak bisa beraktivitas, tidak bisa menikmati hidup, apa artinya harta berlimpah jika badan kita berbaring lemas di rumah sakit. Napas pun harus dibantu dengan tabung oksigen, berbagi macam alat deteksi harus dipasang di sekujur tubuh kita, tekanan darah, jantung dan segala macamnya.
Beraneka ragam jenis koleksi mobil di garasi, rumah dengan berbagai tipe dan model tidak lagi bisa gunakan karena harus bertahan di rumah sakit, sekali-kali jalan harus dibantu dengan kursi roda.
Seringkali kita melihat orang lain lebih nyaman, lebih enak, rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput sendiri๐๐.
Ketahuilah sesungguhnya mereka yang dianggap lebih nyaman, lebih enak itupun setiap saat selalu was-was memikirkan hartanya, memikirkan bisnisnya. Berita resisi ekonomi, fluktuasi rupiah terhadap dolar, gaji pegawai dan segala macam persoalan ekonomi lainnya. Bisa jadi mereka justru nggak bisa tidur nyenyak seperti anda. ๐๐
Pada dasarnya rejeki itu sudah ditentukan, sudah ada takarannya, takaran tiap orang berbeda-beda dan tidak usah kuatir akan tertukar. Bisnis orang lain bisa dicontoh, tapi rejekinya belum tentu sama.
Tugas kita sebagai manusia adalah berikhtiar, gerakkan tanganmu, gerakkan badanmu dalam rangka menjemput rejeki yang telah ditetapkan Allah. Kita tidak tahu seberapa banyak rejeki yang diberikan Sang Khaliq untuk kita hari ini. Apa saja jenis rejeki yang diberikan kepada kita, yakinlah bahwa setiap mahkluk hidup, binatang melata sekalipun telah dijamin rejekinya.
Allah SWT berfirman
َูู َุง ู ِู ุฏَุงุจَّุฉٍ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ ุฅَِّูุง ุนََูู ุงَِّููู ุฑِุฒَُْููุง
"Dan tiada satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya" (QS. Hud:6).
Demikian juga rejeki itu menjadi ujian bagi orang yang diberikan amanah kepadanya. Ada hak orang lain yang harus dia keluarkan dari sebagian harta yang dititipkan kepadanya.
Allah SWT berfirman:
Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. (QS Al-Anfal: 28)
Allah SWT dalam ayat lain firman:
ุฅَِّู ุงْูุฅِْูุณَุงَู ِูุฑَุจِِّู ََُููููุฏٌ (6) َูุฅَُِّูู ุนََูู ุฐََِูู َูุดَِููุฏٌ (7) َูุฅَُِّูู ِูุญُุจِّ ุงْูุฎَْูุฑِ َูุดَุฏِูุฏٌ (8)
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Qs. Al-Aadiyat: 6-8)
Miskin kaya itu adalah sunnatullah, disinilah ujian itu berlaku bagi setiap orang. Yang dititipkan harta diuji dengan penggunaan hartanya, bagaimana dia membelanjakan harta, darimana dia peroleh hartanya.
Yang miskin dia akan diuji, dengan kekurangannya itu apakah dia akan tetap mengingat Allah. Apakah akan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan yang tak ternilai harganya.
Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.’" (QS. al-Baqarah [2]: 155-156)
Disinilah pentingnya sedekah, infaq, zakat karena dengan mereka mengalirkan hartanya, berbagi rejeki, mereka bisa memberdayakan yang lain. Harta tidak hanya berputar pada golongan tertentu saja, tetapi terjadi pemerataan kepada orang-orang yang memang harus dibantu.
Yang diberikan amanah titipan harta bersyukur karena mereka bisa menunaikan kewajiban membelanjakan hartanya kepada mereka yang membutuhkan sehingga kelak harta yang digenggamnya tidak menjadi penyesalan di ahkerat.
Ini bisa terjadi manakala tiap-tiap individu memahami adanya Hari Akhir, dimana setiap amal kebaikan atau keburukan sekecil apapun yang kita kerjakan di dunia ini akan kembali kepada kita masing-masing. Siapa menanam dia akan panen, kalau tidak menanam kebaikan apa yang mau dipanen? ๐๐
#embunpagi
#setetesembunpagi
#belajaristiqomah
#berbagikebaikan
#agenkebaikan
#2023lebihproduktif

Posting Komentar untuk " Ujian Rejeki"