Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERINTAH KURBAN DAN PUASA TARWIYAH SERTA ARAFAH


Allah SWT memerintahkan untuk berkurban
(Udhiyah) pada hari nahr (Idul Adha) didasarkan beberapa dalil, di antaranya adalah

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2).

Tafsir ayat ini adalah “berqurbanlah pada hari raya Idul Adha (yaumun nahr)”. Tafsir ini diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu  ‘Abbas, juga menjadi pendapat ‘Atho’, Mujahid dan jumhur (mayoritas) ulama.

Sementara dari hadis terdapat riwayat dari Anas bin Malik, ia berkata,

ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَالَ وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا قَالَ وَسَمَّى وَكَبَّرَ

Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata : “Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah dan takbir” (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966).

 Kaum muslimin pun bersepakat (berijma’) akan disyari’atkannya udhiyah, (ibadah Kurban), yang disyari’atkan pada tahun 2 Hijriyah. Tahun tersebut adalah tahun di mana disyari’atkannya shalat ‘iedain (Idul Fithri dan Idul Adha), juga tahun disyari’atkannya zakat maal.

Oleh karena itu, ibadah kurban merupakan ibadah kepada Allah SWT dalam rangka mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah, juga dalam rangka mengikuti ajaran Rasulullah Saw serta mengikuti ajaran kekasih Allah Nabi Ibrahim As. Kaum muslimin setelah beliau, hingga akhir jaman pun akan melestarikan amalan ibadah yang mulia ini, dan hukumya ibadahnya ada sunnah muakkad (yang sangat dianjurkan) menurut jumhur ulama.

 

Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah

Puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim sedunia, agar kita dapat turut merasakan nikmatnya seperti yang dirasakan oleh para jamaah haji. Namun, bagi jamaah haji sendiri haram hukumnya untuk berpuasa di hari Arafah 9 Dzulhijjah.

Adapun yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah (Mengetahui) puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu hari pada saat jamaah haji melakukan wukuf di padang Arafah.

Dan Puasa Tarwiyah adalah  puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni 8 Dzulhijjah, hari sebelum hari wukuf.

 

KEUTAMAAN PUASA TARWIYAH DAN ARAFAH

Adapun keutamaan puasa sunnah Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Arafah (9 Dzulhijjah) bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji berdasarkan beberapa hadist Nabi Muhammad adalah,

Adapun keutamaan puasa ini dapat ditemukan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, 

Rasulullah bersabda: صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية 

Artinya, "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim).

Hadis lain yang memperkuat perintah untuk memperbanyak ibadah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, di antara dalil itu adalah hadits riwayat Ibnu ‘Abbas ra dalam Sunan At-Tirmidzi:

  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,’” (HR At-Tirmidzi).

Hadits lain memperkuat anjuran amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Hadits berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

عن ابن عباس مرفوعا: "ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام" -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: "ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Artinya, “Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu'. ‘Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.’ Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’" (HR Bukhari).

Alangkah banyak keberkahan dan kebahagiaan yang Allah berikan bagi orang yang menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah. Semoga kita termasuk di dalamnya.

Semoga bermanfaat 

Posting Komentar untuk " PERINTAH KURBAN DAN PUASA TARWIYAH SERTA ARAFAH"